Alhamdulillah kita masih mampu bertahan hidup hingga bulan Rabi'ul Awal yang termasuk bulan lahir Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Islam yang taat kepada Allah dan Rasulnya, Maulid Nabi Muhammad SAW sangat perlu untuk diperingati, guna mengingat kembali perjuangan beliau dan para sahabat yang sangat luar biasa dalam menegakkan agama Islam.
Banyak aspek dan penjabaran dari prinsip Rahmatan Lil Alamin yang dapat diteladani serta dipraktikkan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya tercantum pada ayat 29 QS: Al Fath. “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya, keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih saying sesama mereka, mereka ruku’ dan sujud, mencari karunia Allah dan keridlaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereta dari bekas sujud’.
Pada ayat ini ada lima poin penting yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni :
Banyak aspek dan penjabaran dari prinsip Rahmatan Lil Alamin yang dapat diteladani serta dipraktikkan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya tercantum pada ayat 29 QS: Al Fath. “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya, keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih saying sesama mereka, mereka ruku’ dan sujud, mencari karunia Allah dan keridlaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereta dari bekas sujud’.
Pada ayat ini ada lima poin penting yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni :
Ketegasan terhadap kaum kafir, yaiitu orang atau sekelompok orang yang menuebarkan kebencian kepada kaum beriman, dalam bentuk lahiriah, seperti mengganggu, menghlangi, dan memerangi langkah-langkah umat Islam. Selama 10 tahun periode dakwah di Madinah, Nabi Muhammad harus berperang sebanyak 27 kali karena diganggu secara lahriah. Secara batiiah gangguan juga muncul dalam bentuk pemikiran dan kebudayaan yang menjauhkan umat Islam dari ajaran Allah.
Saling mengasihi dengan sesame Muslim. Menjalin kerjasama erat, membina kekohan ukhuwah, ibarat satu tubuh yang harsmonis, seia sekata dalam suka dan derita dana tolong menolong di dalam kebajikan dan ketakwaan.
Ruku dan Sujud. Tunduk dan patuh melalui kepemimpinan yang jujur dalam membimbing umat, keluarga, dan dalam menjalankan roda kehidupan sehari-hari. Ruku dan sujud bukan hanya saat salat, tetapi tercermin pada kegiatan social.
Mencari karunia Alah dan keridlaan-Nya dalam setiap gerak dan lagkah, dalam berpikir, dan bertindak. Semua gerak dan langkah tidak terlepas dari hokum Allah serta petunjuk Rasulullah. Aturan yang sekiranya menjauhkan dari keridlaan Allah sedapat mungkin disingkirkan.
Menampakkan tanda-tanda sujud. Bukan hanya garis atau bulatan hitam di dahi, melainkan langkah dan perbuatan benar-benar menunjukkan wujud kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Momentum peringatan Maulid Nabi sekaligus bisa digunakan untuk melakukan interospeksi diri, apakah lima point keteladanan Nabi Muhammad sduah dilaksanakan atau belum. Sudahkah kita tegas terhadap siapa saja yang menghalangi pelaksanaan hokum Islam sbagai rahmatan lil alamin? Ikut terjun melawan hawa nafsu atau malah sebaliknya kita mudah terbujuk oleh ajakan untuk menolak ajaran Allah?
Selain itu, apakah kita juga mampu mempertahankan ukhuwah Islamiyah, atau malah sebaliknya suka memusuhi sesama umat Islam, dengan berbagai alasan? Jangan sampaoi kita malah lebih banyak bergaul dengan musuh-musuh Islam? Mengecam keunggulan dan kejayaan umat Islam agar runtuh dan hancur, seringkali tidak sengaja dilakukan.. Hal ini harus menjadi introspeksi pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tentu saja pertanyaan jug diarahkan kepada kita, apakah sudah ruku' dan sujud dengan aturan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana kepatuhan kita terhadap aturan Allah. Jangan-jangan kita malah lebih patuh pada aturan kelompok, negara atau para pejabat yang belum tentu sejalan dengan aturan Allah.
Sudahkah kita mampu menunjukkan tanda-tanda sujud kita di dalam kehidupan sehari-hari. Salat mencegah kerusakan dan kemungkaran akhlak dan akidah. Atau malah kita terjerembab ke dalam kubangan kemaksatan, walaupun salat kita dilakukan dengan baik, dan ditunjukkan dengan bercak hitan di dahi. Demikian pula apakah puasa yang kita lakukan juga memberikan pengaruh pada kemurahan dan kedermawanan? Atau malah hanya membawa kita kepada ujub, riya, dan takabur? Demikian pula ibadah haji yang dilakukan, sudahkah mengubah perilaku sehari-hari dan membawa pada ketreguhan tauhid Islam?
Beberapa hal di atas sudah sepantasnya menjadi bahan renungan pada Maulid Nabi Muhammad. Jangan hanya melakukan upacara tanpa makna, sehingga apa yang dilakukan hanya sebatas fisik, tanpa membawa perubahan dalam pola piker dan bertindak. Mari kita lakukan introspeksi dan meneguhkan semangat untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, apakah kita juga mampu mempertahankan ukhuwah Islamiyah, atau malah sebaliknya suka memusuhi sesama umat Islam, dengan berbagai alasan? Jangan sampaoi kita malah lebih banyak bergaul dengan musuh-musuh Islam? Mengecam keunggulan dan kejayaan umat Islam agar runtuh dan hancur, seringkali tidak sengaja dilakukan.. Hal ini harus menjadi introspeksi pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tentu saja pertanyaan jug diarahkan kepada kita, apakah sudah ruku' dan sujud dengan aturan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana kepatuhan kita terhadap aturan Allah. Jangan-jangan kita malah lebih patuh pada aturan kelompok, negara atau para pejabat yang belum tentu sejalan dengan aturan Allah.
Sudahkah kita mampu menunjukkan tanda-tanda sujud kita di dalam kehidupan sehari-hari. Salat mencegah kerusakan dan kemungkaran akhlak dan akidah. Atau malah kita terjerembab ke dalam kubangan kemaksatan, walaupun salat kita dilakukan dengan baik, dan ditunjukkan dengan bercak hitan di dahi. Demikian pula apakah puasa yang kita lakukan juga memberikan pengaruh pada kemurahan dan kedermawanan? Atau malah hanya membawa kita kepada ujub, riya, dan takabur? Demikian pula ibadah haji yang dilakukan, sudahkah mengubah perilaku sehari-hari dan membawa pada ketreguhan tauhid Islam?
Beberapa hal di atas sudah sepantasnya menjadi bahan renungan pada Maulid Nabi Muhammad. Jangan hanya melakukan upacara tanpa makna, sehingga apa yang dilakukan hanya sebatas fisik, tanpa membawa perubahan dalam pola piker dan bertindak. Mari kita lakukan introspeksi dan meneguhkan semangat untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.