Sebenarnya samakah keduanya......?
seperti apa seseoarang dikatakan berta’ruf..?
apakah dengan berjalan dalam satu mobil antara laki-laki dan perempuan hanya berdua saja, dalam keadaan apapun dikatakan sebagai ta’aruf...?
apakah dengan menyebut sayang atau panggilan khusus yang mengisyaratkan kepemilikan dikatakan sebagai ta’aruf......?
Jika ya, apa bedanya pacaran dengan ta’aruf sebenarnya.....?
Sebenarnya saya memposting hal ini karena tersentuh dengan pernyataan Saudara saya (Anank Dewo)
di ICO Tentang ta’aruf dan pacaran. Saya tidak tau mau bilang apa tentang hal ini karena saya melihat keadaan sekarang sudah beda dengan jaman dulu. sekarang istilah pacara sudah dianggap biasa dan boleh-boleh saja, Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya pacaran itu sama dengan ta’aruf, selama pacarannya tidak melanggar norma, jalan berduaan juga gak masalah, selama tidak berpegangan tangan atau berbuat berlebihan. Apakah sebenarnya pernyataan itu benar atau tidak? Saya akan mencoba mengulas sedikit mengenai hal tersebut.
Pengertian Ta'aruf
Pengertian Ta'aruf
Kata Ta’aruf berasal dari bahasa arab, yaitu Arofa ya’rofu, yang artinya mengetahui atau mengenal. Kemudian makna tersebut dipersempit menjadi makna perkenalan sebelum pernikahan, dan proses perkenalannya memiliki batas-batas tertentu yang tidak melanggar syari’at dan tidak mendekati zina, biasanya ta’aruf memiliki waktu maksimal tertentu sebelum kemudian menuju tahap selanjutnya yakni khitbah.
Pengertian pacaran
Pacaran adalah istilah orang indonesia tentunya, yang merupakan satu proses mengenal antara dua insan yang berlainan jenis kelamin, untuk kemudian melakukan penyesuaian-penyesuaian, namun tujuannya bermacam-macam, ada yang untuk kesenangan karena mengikuti trend, ada yang karena ingin kenikmatan hawa nafsu (seks), ada yang karena hobi, atau ada pula yang akan dibawa pada jenjang pernikahan.
Kalau kita pikir dengan akal sehat, sebenarnya dari nama dan pengertiannya saja antara pacaran dan ta’aruf sudah jelas memiliki perbedaan, terutama dari sisi tujuan, kalau ta’aruf sudah jelas tujuannya, yaitu pernikahan, sedangkan pacaran, biasanya bertujuan untuk mencari pasangan yang nyaman untuk berbagi, dan jika dia ingin menuju ke jenjang yang lebih yakni pernikahan.
Nah apa saja yang membedakan antara pacaran dan ta’aruf....?
Kalau kita pikir dengan akal sehat, sebenarnya dari nama dan pengertiannya saja antara pacaran dan ta’aruf sudah jelas memiliki perbedaan, terutama dari sisi tujuan, kalau ta’aruf sudah jelas tujuannya, yaitu pernikahan, sedangkan pacaran, biasanya bertujuan untuk mencari pasangan yang nyaman untuk berbagi, dan jika dia ingin menuju ke jenjang yang lebih yakni pernikahan.
Nah apa saja yang membedakan antara pacaran dan ta’aruf....?
Mari kita perhatikan setiap poin-poin berikut:
Kapan dimulai
Ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
Pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau saat taruhan dengan teman.
Ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
Pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau saat taruhan dengan teman.
Waktu
Ta’aruf : sesuai dengan adab bertamu.
Pacaran : avalaible, selama tidak ada yang komplain, bahkan semakin sering bertemu semakin baik
Tempat pertemuan
Ta’aruf : di rumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid, sekolahan, dan lebih baik di tempat yang ramai, dan tidak tertutup.
Pacaran : di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabri, akan lebih menyenangkan di tempat sepi, tertutup dan hanya berduaan.
Frekuensi pertemuan
Ta’aruf : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati, dan seperlunya saja, hanya sekedar untuk mengetahui hal-hal urgent yang dibutuhkan sebelum pernikahan seputar perkenalan mereka.
Pacaran : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu, kalau perlu lebih sering lebih baik, karena untuk melepas rindu. kalau tidak bisa beetemu bisa pake twitter, facebook, bbm atau sms bahka telepon.
Lama pertemuan
Ta’aruf : sesuai dengan adab bertamu, biasanya seperlunya saja. jika sudah tidak ada urusan mendesak, lebih baik disegerakan untuk pulang.
Pacaran : selama belum ada yang komplain, lanjut !
Materi pertemuan
Ta’aruf : kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan, visi misi yang akan dibangun untuk membentuk keluarga
Pacaran : cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi, atau sekedar hanya melepas rindu.Bahkan melihat fenomena kekinian, pacaran adlah salah satu sarana untuk memuaskan hawa nafsu (maaf) seks.
Jumlah yang hadir
Ta’aruf : minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (bertiga). maksimal tidak terbatas (disesuaikan adab tamu).
Pacaran : calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua). klo rame-rame bukan pacaran, tapi rombongan.
Biaya
Ta’aruf : secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu).
Pacaran : kalau ada biaya: ngapel, kalau ngga ada absent dulu atau cari pinjeman, terus tempat pertemuannya di rumah aja kali ya? tapi gengsi dong pacaran di rumah doang ?? apa kata doi coba ??
Lamanya
Ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu? lebih cepat lebih baik, normalnya maksimal adalah 3 bulan.
Pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.
Saat tidak ada kecocokan saat proses
Ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan menyebut alasannya.
Pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.
Dan yang paling mendasar perbedaan antara ta’aruf dan pacaran adalah tingkat kemaksiatan yang dibuat. Ta’aruf sangat terjaga dari hal-hal maksiat karena membatasi pertemuan, membatasi komunikasi dan membatasi untuk sering berinteraksi, sementara pacaran justru memperbanyak interaksi dan komunikasi sehingga kesempatan untuk bermaksiat tentunya lebih banyak, mulai dari sekedar tatap-tatapan atau sampe ke tahap bercumbu dan free seks atau bahkan hingga ke Ayu Ting-Ting (Hamil Duluan)
Ta’aruf : sesuai dengan adab bertamu.
Pacaran : avalaible, selama tidak ada yang komplain, bahkan semakin sering bertemu semakin baik
Tempat pertemuan
Ta’aruf : di rumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid, sekolahan, dan lebih baik di tempat yang ramai, dan tidak tertutup.
Pacaran : di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabri, akan lebih menyenangkan di tempat sepi, tertutup dan hanya berduaan.
Frekuensi pertemuan
Ta’aruf : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati, dan seperlunya saja, hanya sekedar untuk mengetahui hal-hal urgent yang dibutuhkan sebelum pernikahan seputar perkenalan mereka.
Pacaran : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu, kalau perlu lebih sering lebih baik, karena untuk melepas rindu. kalau tidak bisa beetemu bisa pake twitter, facebook, bbm atau sms bahka telepon.
Lama pertemuan
Ta’aruf : sesuai dengan adab bertamu, biasanya seperlunya saja. jika sudah tidak ada urusan mendesak, lebih baik disegerakan untuk pulang.
Pacaran : selama belum ada yang komplain, lanjut !
Materi pertemuan
Ta’aruf : kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan, visi misi yang akan dibangun untuk membentuk keluarga
Pacaran : cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi, atau sekedar hanya melepas rindu.Bahkan melihat fenomena kekinian, pacaran adlah salah satu sarana untuk memuaskan hawa nafsu (maaf) seks.
Jumlah yang hadir
Ta’aruf : minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (bertiga). maksimal tidak terbatas (disesuaikan adab tamu).
Pacaran : calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua). klo rame-rame bukan pacaran, tapi rombongan.
Biaya
Ta’aruf : secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu).
Pacaran : kalau ada biaya: ngapel, kalau ngga ada absent dulu atau cari pinjeman, terus tempat pertemuannya di rumah aja kali ya? tapi gengsi dong pacaran di rumah doang ?? apa kata doi coba ??
Lamanya
Ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu? lebih cepat lebih baik, normalnya maksimal adalah 3 bulan.
Pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.
Saat tidak ada kecocokan saat proses
Ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan menyebut alasannya.
Pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.
Dan yang paling mendasar perbedaan antara ta’aruf dan pacaran adalah tingkat kemaksiatan yang dibuat. Ta’aruf sangat terjaga dari hal-hal maksiat karena membatasi pertemuan, membatasi komunikasi dan membatasi untuk sering berinteraksi, sementara pacaran justru memperbanyak interaksi dan komunikasi sehingga kesempatan untuk bermaksiat tentunya lebih banyak, mulai dari sekedar tatap-tatapan atau sampe ke tahap bercumbu dan free seks atau bahkan hingga ke Ayu Ting-Ting (Hamil Duluan)
Itulah sedikit tentang perbedaan antara ta’aruf dan pacaran. Sejatinya adanya ta’aruf adalah untuk melindungi kedua belah pihak (calon suami atau istri) dari hal-hal kehinaan (mendekati zina), seperti yang tertulis dalam QS.Al-Isra : 32
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Janganlah kamu mendekati zina, karena sesunggunya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk”
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Janganlah kamu mendekati zina, karena sesunggunya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk”
Perlu kita ketahui bersama bahwa yang dapat melakukan zina tidak hanya ketika manusia melakukan hubungan badan saja. tetapi Setiap anggota badan manusia bisa melakukan zina. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disampaikan, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : yang artinya ” Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh kelamin.” (HR: Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Abbas dan Abu Hurairah)
Wah Kok bisa?? silahkan lanjutkan membacanya...!
“Tercatat oleh anak adam, nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, Kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan), dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR: Bukhari)
Dari dua hadits diatas, sudah amat jelas sekali bahwa memang zina kelamin itu lah yang paling dihindari, dan sebaiknya jalan-jalan menuju kesana, yakni zina mata,tangan,telinga,kaki dan hati juga harus diminimalisir. Dan proses ta’aruf yang benar, Insya Allah adalah jalan yang benar untuk merealisasikannya.
Wallahua’lam bishawab